Bekerja dan Bekerja
Teringat ketika masa menjelang remaja,..dalam beberapa kesempatan saya ingin mengajak teman-teman saya bermain, tetapi mereka tidak bisa. Umumnya karena mereka harus membantu pekerjaan orang tua mereka. Jadi saya terpaksa harus bermain sendiri, sambil berpikir,.. mengapa dalam hidup ini orang harus terpaksa bekerja.
Ketika masa SMP dan SMA,.. sebaliknya saya yang tidak pernah punya waktu bermain dengan teman-teman saya. Itu karena di luar jam sekolah, setiap hari saya harus membantu pekerjaan orang tua. Saya senang membantu pekerjaan orang tua saya, tetapi setelah beberapa kali terpaksa tidak bisa ikut acara bersama teman-teman, saya kembali menjadi sering bertanya dan protes dalam hati, mengapa waktu harus dihabiskan untuk bekerja. Tentu, saat itu saya sudah mulai mengerti bekerja itu untuk menghasilkan income, dan tanpa income maka tidak akan punya uang untuk membeli makanan dan berbagai keperluan hidup keluarga.
Tetapi tetap saja saya bertanya kepada Tuhan, mengapa orang harus bekerja. Atau lebih tepatnya, mengapa pekerjaan menjadi bagian yang begitu menyita waktu dalam kehidupan seseorang.
Saya melihat pagi-pagi orang sudah terburu-buru ke pasar, membuka toko mereka. Mereka juga makan siang di sana, di tempat yang sempit bahkan sambil melayani calon pembeli. Mereka baru kembali ke rumah ketika hari sudah sore menjelang malam. Saya tahu mereka tidak pernah mengeluh, tetapi... tidak adakah yang lebih penting dari income dan pekerjaan dalam hidup ini ?. Apakah tujuan hidup yang terutama dalam hidup ini adalah bekerja ?. Apakah benar, seperti itu yang Tuhan mau ?.
Sekarang setelah dewasa, saya juga menjadi mengerti ada begitu banyak orang yang tidak bahagia dengan pekerjaanya, tetapi tetap bertahan melakukannya karena memang tidak punya pilihan lain.
Yang lebih parah lagi, ada begitu banyak orang yang kehilangan pekerjaan di saat kebutuhan hidup begitu memaksa. Juga tak terhitung banyaknya anak muda yang tidak pernah berkesempatan memiliki sebuah pekerjaan tetap padahal mereka sangat ingin sekali mulai bekerja. Padahal mereka sudah harus bekerja.
Tuhan,.. bagaimana saya harus memandang pekerjaanku di hadapanMu?.
Lembut kudengar ..
Tuhan ingin manusia bersyukur atas pekerjaan yang dijalaninya, atas peran sosial ekonominya masing-masing di dalam keluarga dan masyarakat. Dengan menyadari bahwa semua pekerjaan dan usaha adalah berkat yang datang dari Tuhan, maka selayaknyalah kita membawa pekerjaan dan semua usaha kita itu sebagai bentuk doa dan persembahan kepada Tuhan. Maka ada syukur di dalamnya, ada kedamaian. Rasa syukur dan kedamaian dalam bekerja itu, membuat kita bekerja dengan sepenuh hati. Pekerjaan yang dijalani dengan sepenuh hati sungguh mendatangkan kebahagiaan.
Tetapi Tuhan, ......?! tanyaku lagi
Saya sudah rajin bekerja,.. tetapi income saya tidak pernah cukup, uang saya jauh dari cukup. Saya belum bisa hidup aman dan terbebas dari beban finansial. Engkau juga tahu, ada begitu banyak orang yang ingin saya bantu. Mereka yang ingin bekerja tetapi tidak punya pekerjaan, mereka yang tidak punya rumah untuk berteduh, mereka yang kelaparan dan sakit. Mereka yang mau bekerja apa saja sampai-sampai tidak tahu lagi apa tujuan hidup mereka selain untuk bekerja. Tuhan, mengapa orang harus bekerja baru bisa hidup ?.
Lembut kudengar..
“Berkatku selalu cukup untuk semua orang yang percaya dan berserah kepadaku”
Buanglah angan-angan bahwa kamu patut dan berhak atas hidup yang problem-free. Sebagian darimu masih selalu mengharap mujijat agar semua kesulitan hidup dapat teratasi. Ini adalah harapan yang salah !. Seperti yang kukatakan kepada murid-muridKu, dalam dunia kamu akan mengalami masalah dan kesulitan. Tautkan harapanmu bukan untuk memecahkan permasalahan hidup di dunia, tetapi terlebih kepada janji kehidupan kekal di Sorga. Daripada mencari kesempurnaan dalam dunia yang fana ini, curahkanlah segenap hati dan kekuatanmu dalam pencarian akan daku: Yang Sempurna.
Adalah mungkin bagimu untuk menikmati berkatKu dan memuliakan Aku di tengah keadaan-keadaan yang sulit. Sesungguhnyalah, lewat orang beriman yang percaya kepadaku, sinarku akan memancar terang di tengah-tengah kegelapan. Percaya yang seperti itu sungguh supernatural: buah-buah Roh Kudus yang bekerja dan bersemayam di hati. Saat semuanya tampak tidak beres dan salah, tetaplah percayalah kepadaku. Tidaklah Aku lebih tertarik kepada keadaan yang baik-baik saja, melainkan kepada sikap hati dan tanggapan benar atas apapun yang datang dalam hidupmu.
Newark, Jan 2021