“As a Catholic, Should I or Shouldn't I be Rich?”

By Jennie Xue, MTh, a bilingual author based in Northern California.

Does God want us to be rich? Sometimes we receive conflicting messages, and it confuses us. Then we’re reminded of our beloved Christ. Whenever we remember Him, we calmly say, “Jesus was born poor and died poor, so I must follow His footsteps.”

Soon after, we feel relieved that God will provide whatever it is.
We’re supposed to be grateful for what we have now, just like Jesus did. We smile and nod, agreeing. After all, there is a Bible verse, 1 Timothy 6:10, “For the love of money is the root of all evil.”

Interestingly, whenever we go to the bookstore and watch on TV or Youtube, Joel Olsteen is everywhere. He has published many books about how to live your best life and that (financial) prosperity will follow. According to Olsteen and many other reverends, God’s blessings also come in financial riches, and we must strive for them. Is that so?

Now, let’s look at the Amish and the Mennonites in the eastern part of the United States. They’re the opposite of what Olsteen believes. They live such a modest lifestyle that most don’t have electricity, computers, phones, modern transportation like cars or buses, and modern clothing. They live in traditional modesty that most consider “quite extreme.”

Now, what about us Catholics? Where do we stand in terms of monetary riches? Don’t we all believe in the same God and the same Savior? And in the idea that God came into the world in flesh and blood so that He could save us all from our sins? Matthew 6:24 states, “No one can serve two masters. Either you will have the one and love the other, or you will be devoted to the one and despise the other. You cannot serve both God and money.” The context of this verse was Jesus’ teachings on the Sermon on the Mount. He addressed this issue to the predominantly Jewish audience and discussed other sins, like adultery and murder. Through His teachings in Matthew 6:24, Jesus reminded us that money could profoundly impact our physical and spiritual selves. Also, Matthew 6:19-21 states, “Do not store up for yourselves treasures on earth, where moths and vermin destroy, and where thieves break in and steal.”

At the same token, He also provided for our needs in abundance, as stated in Matthew 14:20, “They all ate and were satisfied, and the disciples picked up twelve basketfuls of broken pieces that were left over.” He would never leave us hungry and unkept. The overarching concept of work and material well-being in Christianity is neutral, which means it’s not holy or evil. We must work based on our calling, talents, interests, passions, or simply because we have responsibilities to fulfill. And work makes us more grateful for the physical and spiritual benefits resulting. God doesn’t merely bless us with material or financial wealth, for “wealth” comes in many forms. Monetary riches are simply one of them, and how much money we have doesn’t indicate how blessed we are.

Essential teachings about monetary riches for Christians:

1. Money isn’t evil. It’s greed that’s evil.

2. Wealth comes in many forms, not only money.

3. Being financially prosperous doesn’t indicate how blessed one is.

4. Both work and money are neutral. We can give positive or negative meanings depending on our intentions.

5. We’re stewards of physical and spiritual things, including money. Use them to empower people to be closer to God with faith and sincerity.

In conclusion, as a Catholic, it’s fine to be financially independent so that you don’t burden anyone, can provide for your family, and can donate to various helpful causes without compromising yourself. May we all be fruitful and blessed in many ways.

===================

“Sebagai seorang Katolik, apakah saya harus kaya atau tidak?”

Oleh Jennie Xue, MTh, penulis dwibahasa yang tinggal di California Utara.

Apakah Tuhan ingin kita hidup kaya? Terkadang kita menerima pesan-pesan yang bertentangan, dan itu amat membingungkan. Kemudian kita diingatkan akan Kristus kita yang terkasih. Setiap kali kita mengingat-Nya, kita dengan tenang berkata, “Yesus lahir dalam keadaan miskin dan mati dalam keadaan miskin, jadi saya harus mengikuti jejak-Nya.”

Namun segera setelah itu, kita merasa lega bahwa Tuhan akan menyediakan apa pun itu. Kita seharusnya bersyukur atas apa yang kita miliki sekarang, seperti yang Yesus lakukan. Kita tersenyum dan mengangguk, setuju. Lagi pula, ada ayat Alkitab, 1 Timotius 6:10, “Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang.”

Menariknya, setiap kali kita pergi ke toko buku dan menonton di TV atau Youtube, Joel Olsteen sering ada di mana-mana. Dia telah menerbitkan banyak buku tentang bagaimana menjalani hidup terbaik anda dan kemakmuran (finansial) akan mengikuti. Menurut Olsteen dan banyak pendeta lainnya, berkah Tuhan juga datang dalam kekayaan finansial, dan kita harus berjuang untuk itu. Apakah sesungguhnya memang begitu?

Coba kita lihat kehidupan suku Amish dan Mennonit di bagian timur Amerika Serikat. Mereka justru adalah kebalikan dari apa yang diyakini Olsteen. Mereka hidup dengan gaya hidup sederhana yang kebanyakan tidak memiliki listrik, komputer, telepon, transportasi modern seperti mobil atau bus, dan pakaian modern. Mereka hidup dalam kesopanan tradisional yang oleh kebanyakan orang dianggap “sangat ekstrim”.

Sekarang, bagaimana dengan kita umat Katolik? Di manakah posisi kita dalam hal kekayaan moneter? Bukankah kita semua percaya pada Tuhan yang sama dan Juruselamat yang sama? Dan dalam gagasan bahwa Tuhan datang ke dunia dalam daging dan darah sehingga Dia dapat menyelamatkan kita semua dari dosa kita? Matius 6:24 menyatakan, “Tidak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Entah Anda akan memiliki yang satu dan mencintai yang lain, atau Anda akan berbakti pada yang satu dan membenci yang lain. Anda tidak dapat melayani Tuhan dan uang sekaligus.” Konteks ayat ini adalah ajaran Yesus tentang khotbah di bukit. Dia membahas masalah ini kepada para pendengar yang didominasi orang Yahudi dan membahas dosa-dosa lain, seperti perzinahan dan pembunuhan. Melalui ajaran-Nya dalam Matius 6:24, Yesus mengingatkan kita bahwa uang dapat sangat memengaruhi fisik dan spiritual kita. Juga, dalam Matius 6:19-21 dikatakan, “Janganlah menimbun bagimu harta di bumi, di mana ngengat dan rayap merusak, dan di mana pencuri membongkar dan mencurinya.”

Pada saat yang sama, Yesus juga memenuhi kebutuhan kita dengan kelimpahan, seperti yang dinyatakan dalam Matius 14:20, “Mereka semua makan sampai kenyang, dan murid-murid mengumpulkan dua belas keranjang penuh potongan-potongan yang tersisa.” Dia tidak akan pernah meninggalkan kita lapar dan tidak terawat. Konsep menyeluruh tentang pekerjaan dan kesejahteraan materi dalam agama Kristen adalah netral, yang artinya tidak suci atau jahat. Kita harus bekerja berdasarkan panggilan, bakat, minat, hasrat, atau hanya karena kita memiliki tanggung jawab untuk dipenuhi. Dan bekerja membuat kita lebih bersyukur atas manfaat jasmani dan rohani yang dihasilkan. Tuhan tidak hanya memberkati kita dengan kekayaan materi atau keuangan, karena “kekayaan” datang dalam berbagai bentuk. Kekayaan moneter hanyalah salah satunya, dan berapa banyak uang yang kita miliki tidak menunjukkan betapa diberkatinya kita.

Ajaran penting tentang kekayaan moneter bagi orang Kristen:

1. Uang tidak jahat. Keserakahanlah yang jahat.

2. Kekayaan datang dalam berbagai bentuk, bukan hanya uang.

3. Menjadi makmur secara finansial tidak menunjukkan betapa diberkatinya seseorang.

4. Baik pekerjaan maupun uang adalah netral. Kita bisa memberi makna positif atau negatif tergantung pada niat kita.

5. Kita mengurus hal-hal jasmani dan rohani, termasuk uang. Gunakan mereka untuk memberdayakan orang agar lebih dekat dengan Tuhan dengan iman dan ketulusan.

Kesimpulannya, sebagai seorang Katolik, tidak apa-apa untuk mandiri secara finansial sehingga Anda tidak membebani siapa pun, dapat menafkahi keluarga Anda, dan dapat menyumbang untuk berbagai tujuan yang bermanfaat tanpa mengorbankan diri Anda sendiri. Semoga kita semua berbuah dan diberkati dalam banyak hal.

Previous
Previous

“I give, I take Away, & I replace”

Next
Next

Arti “Anak Allah” Seperti Tertulis Dalam Injil