Bunda Teresa dan Inspirasi Jalan Kesuciannya
Masa remaja adalah masa pencarian dan pembentukan jati diri, dan pada umumnya seseorang akan menemukan satu atau beberapa orang tokoh idola yang dikagumi, dibanggakan, dihormati atau dijadikan teladan dalam pikiran dan cita-citanya.
Ketika saya masih seorang siswa SMP hingga SMA, sosok Mother Teresa yang saya kenal lewat media berita (TV, koran, majalah, pelajaran agama di sekolah) sangatlah menarik dan menyentuh hati saya. Diam-diam saya mengidolakannya. Kerelaan serta totalitasnya dalam melayani kaum miskin, sakit dan terasingkan, seolah menjadi oase di padang gurun, menjadi terang kemanusiaan di tengah egoisme dunia. Roh Kudus sungguh bekerja & menguatkan beliau dalam semua pelayanannya yang totalitas bagi sesama, sejalan dengan pengorbanan Kristus yang totalitas dan sempurna hingga wafat di kayu Salib.
Entah karena tuntunan Roh Kudus, ataukah niscaya karena dalam masa pencarian jati diri seorang remaja, saya ketika itu sungguh ingin berbuat seperti apa yang mother Teresa lakukan. “Penyerahan diri sepenuhnya bagi kaum miskin dan papa” seolah sebuah alunan musik yang merdu dalam hati saya, sekaligus memberi nafas, semangat, dan arti kehidupan yang luhur. Karena iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati, maka saya pun waktu itu berpikir bahwa tanpa bukti dan perbuatan cinta kasih, maka iman saya belumlah sungguh-sungguh pantas bagi Yesus.
Maka apa yang saya lakukan kemudian,..saya pun benar-benar terpanggil untuk pergi mencari kaum miskin dan tersingkir seperti kaum yang dilayani oleh mother Teresa itu,... yakni mereka yang homeless, miskin papa, bahkan sakit dan terasingkan oleh karena ketidakberdayaan mereka. Dalam pikiranku, aku pasti akan menemukan mereka.
Dengan hanya berbekal uang yang tak seberapa,..saya pergi naik bis ke sebuah kota kecil berjarak 3 jam perjalanan dari kota tempat tinggalku. Tiga hari lamanya saya tinggal di kota kecil itu, sambil berkeliling mencari mereka. Saya layaknya seorang homeless juga, tidur pun menumpang di sebuah sekolah Katolik (untung dikasih izin oleh kepala sekolahnya).
Sampai tiga hari berakhir dan uang bekal saya pun sudah hampir habis, saya ternyata tidak menemukan apa yang ingin saya temukan. Tetapi dalam tiga hari itu,..saya sudah menjawab sebuah panggilan paling lembut dalam dalam hati saya yang terdalam. Selama tiga hari itu saya selalu merasa dikuatkan dan dituntun oleh sebuah kekuatan dan semangat yang membara dalam hati. Kekuatan itu menuntun dan memberi harapan, dan tidak ada sedikitpun ruang untuk rasa takut atau kuatir. Apa yang membimbing saya selama tiga hari itu, saya yakini kemudian adalah roh yang sama dengan yang memberi kekuatan dan pengharapan bagi seorang bunda Teresa.
Pada tanggal 5 September kita merayakan hari kepulangan Bunda Teresa kepada Tuhan. Pemakamannya di tahun 1997 itu telah menyatukan orang-orang dari semua lapisan masyarakat dan dari seluruh belahan dunia; dia telah melintasi batas-batas perbedaan agama dan etnis. Semua tertarik oleh cahaya cinta yang terpancar dari kehidupan dan tindakannya. “Bepergian tanpa lelah di jalan-jalan di seluruh dunia, Bunda Teresa benar-benar menandai sejarah abad kita.” (Yohanes Paulus II 1997.09.06)
Apa kekuatan pendorong yang menggarisbawahi semua karyanya?
Pada beatifikasinya, Paus Yohanes Paulus II menyatakan: Seruan Yesus di kayu Salib, "Aku haus" (Yoh 19:28), mengungkapkan kedalaman kerinduan Tuhan kepada manusia, menembus jiwa Bunda Teresa dan menemukan tanah subur di hatinya. Memuaskan dahaga Yesus akan cinta dan jiwa-jiwa yang bersatu dengan Maria, Bunda Yesus, telah menjadi satu-satunya tujuan keberadaan Bunda Teresa dan kekuatan batin yang menariknya keluar dari dirinya sendiri dan membuatnya "berlari tergesa-gesa" melintasi dunia untuk bekerja untuk keselamatan dan pengudusan yang termiskin dari yang miskin.
“Di wajah orang yang menderita, dia mengenali Yesus, yang dari ketinggian Salib berseru, “Aku haus”. Dan dengan dedikasi yang murah hati dia mendengarkan seruan ini dari bibir dan dari hati yang sekarat, dari anak-anak kecil yang ditinggalkan, dari pria dan wanita yang dihancurkan dari beban penderitaan dan kesendirian.”… (Yohanes Paulus II dalam Homilinya di Misa Beatifikasi). Nyatalah sekarang bagi kita, bahwa "'Kehausan' Yesus yang disalibkan menjadi kehausan Bunda Teresa sendiri dan inspirasi jalan kesuciannya." (Yohanes Paulus II 2003.10.19.)
Latar Belakang
Bunda Maria Teresa Bojaxhiu (lahir Anjezë Gonxhe Bojaxhiu, 26 Agustus 1910 – 5 September 1997), dihormati di Gereja Katolik sebagai Santa Teresa dari Kalkuta adalah seorang Albania-India biarawati dan misionaris Katolik Roma. Beliau lahir di Skopje (sekarang ibu kota Makedonia Utara), yang saat itu merupakan bagian dari Vilayet Kosovo dari Kekaisaran Ottoman. Setelah tinggal di Skopje selama delapan belas tahun, dia pindah ke Irlandia dan kemudian ke India, di mana dia tinggal hampir sepanjang hidupnya.
Pada tahun 1950, Teresa mendirikan Missionaries of Charity, sebuah kongregasi religius Katolik Roma yang memiliki lebih dari 4.500 biarawati dan aktif di 133 negara pada tahun 2012. Kongregasi tersebut mengelola rumah bagi orang-orang yang sekarat karena HIV/AIDS, kusta dan TBC. Ia juga menjalankan dapur umum, apotik, klinik keliling, program konseling anak-anak dan keluarga, serta panti asuhan dan sekolah. Para anggota mengucapkan kaul kesucian, kemiskinan, dan kepatuhan, dan juga mengucapkan kaul keempat – untuk memberikan "pelayanan gratis sepenuh hati kepada yang termiskin dari yang miskin."
Doa-doa yang Disukai oleh Bunda Teresa
Radiating Christ
Dear Jesus, help us to spread Your fragrance everywhere we go.
Flood our souls with Your Spirit and Life.
Penetrate and possess our whole being so utterly
that our lives may only be a radiance of Yours.
Shine through us and be so in us
that every soul we come in contact with may feel Your presence in our souls.
Let them look up, and see no longer us, but only Jesus!
Stay with us and then we shall begin to shine as You shine,
so to shine as to be a light to others.
The light, O Jesus, will be all from You; none of it will be ours.
It will be You, shining on others through us.
Let us thus praise You in the way You love best, by shining on those around us.
Let us preach You without preaching, not by words but by example
by the catching force, the sympathetic influence of what we do,,
the evident fullness of the love our hearts bear for You. Amen.
(CARDINAL JOHN HENRY NEWMAN)
_________________________________
Prayer for Peace
Lord, make me a channel of your peace, that
where there is hatred, I may bring love;
where there is wrong, I may bring the spirit of forgiveness;
where there is discord, I may bring harmony;
where there is error, I may bring truth;
where there is doubt, I may bring faith;
where there is despair, I may bring hope;
where there are shadows, I may bring light;
where there is sadness, I may bring joy.
Lord, grant that I may seek rather
to comfort than to be comforted;
to understand than to be understood;
to love than to be loved;
for it is by forgetting self that one finds;
it is by forgiving that one is forgiven;
it is by dying that one awakens to eternal life. Amen.
(ST. FRANCIS OF ASSISI)
______________________________
Make us worthy Lord
Make us worthy, Lord, to serve our fellow men
throughout the world who live and die in poverty and hunger.
Give them through our hands, this day their daily bread,
and by our understanding love, give peace and joy. Amen.
(POPE PAUL VI)
_________________________________
Memorare
Remember, O most gracious Virgin Mary,
that never was it known that anyone who fled to your protection,
implored your help, or sought your intercession, was left unaided.
Inspired with this confidence, we fly to you,
O Virgin of virgins, our Mother;
to you we come, before you we stand, sinful and sorrowful;
O Mother of the Word Incarnate, despise not our petitions,
but in your clemency hear and answer us. Amen.
(ST. BERNARD)
_________________________________
Anima Christi
Soul of Christ, sanctify me.
Body of Christ, save me.
Blood of Christ, inebriate me.
Water from the side of Christ, wash me.
Passion of Christ, strengthen me.
O good Jesus, hear me.
Within Thy wounds, hide me.
Suffer me not to be separated from Thee.
From the malicious enemy, defend me.
In the hour of my death, call me and bid me come unto Thee,
that with Thy Saints I may praise Thee,
forever and ever. Amen.