Apakah Arti Seorang ‘Paus’ Dalam Hidup Seorang Katolik

Apakah arti seorang ‘Paus’ dalam hidup seorang Katolik?

Menjadi Katolik serasa hanya sebuah identitas saja sampai saat Roh Kudus ‘menjamah’ hati ku. Secara hirarki dalam gereja Katolik, aku mengerti siapa Paus itu. Lebih dari itu…… aku tidak tertarik, mungkin juga aku tidak perduli.

Tapi saat Roh Kudus ‘bekerja’, banyak hal hal ke-Katolik-an yang sebelumnya tidak pernah ‘nyambung’ baik ke pemikiran maupun ke hati, menjadi terasa berarti untuk pertumbuhan iman, mungkin ini yang sering kita sebut sebagai pencerahan dari Roh Kudus. Salah satu pencerahan yang aku alami adalah sedikit pengertian tentang arti seorang Paus, sedikitnya untuk hidup ke imananku. Aku katakan sedikit karena aku percaya Roh Kudus memberikan pencerahan ‘secukupnya’ sesuai dengan keterbatasanku dan kemampuanku saat itu.

Dimulai dari seorang kawan baik di gereja yang sering aku kunjungi meminjamkan aku DVD tentang hidup Paus Yohanes Paul II. Aku tidak ingat bilamana tepat nya, namun ini terjadi setelah Paus meninggal ditahun 2005 dan sebelum kanonikasi menjadi Santo. Kawan lain memberikanku sebuah buku tentang beliau pula.
Dengan banyaknya pembicaraan tentang beliau baik berupa artikel, video, berita di televisi, dan juga buku, rasa ingin tahu tentang beliau menjadi tinggi. Dengan keterbatasan waktu, aku memutuskan untuk menonton DVD daripada membaca buku. Ternyata DVD ini menceritakan bagian hidup beliau sebelum menjadi Paus. Entah apa, yang pasti setelah menonton DVD ini, aku menjadi sangat menghormati beliau. Mungkin karena kesusahan, tantangan dan perjuangan hidup yang di alami beliau. Di keluarga, beliau adalah anak bungsu dari tiga saudara. Kakak perempuan tertua meninggal saat masih bayi. Ibunya meninggal saat beliau berumur 9. Kakak lelaki nya meninggal 3 tahun setelah itu.

Menjadikan sebagian besar kehidupan beliau di jalankan bersama ayahnya, seorang Katolik yang beriman kuat. Ayahnyalah yang memberikan peran penting dalam hidup beliau yang menjadikan beliau sangat mencintai Tuhan Yesus dan setia menjalani iman kehidupannya. Ayah beliau meninggal saat beliau berumur 21.
Tantangan lainnya, beliau hidup saat penjajahan Nazi (komunis) di Polandia. Panggilan untuk menjadi romo menjadi sebuah tantangan berat dalam situasi politik saat itu, termasuk penderitaan beliau karena di curigai dan di mata-matai. Saat menonton DVD itu, aku merasakan tantangan-tantangan lain yang dialami beliau saat seminari, menjadi romo, uskup, cardinal dan akhirnya menjadi Paus ke 263 tahun 1978, saat beliau umur 58. DVD berakhir disini.

Selain membuat aku menghormati beliau, aku belum merasakan pencerahan lain nya yang menyentuh imanku. Aku tidak tahu ternyata ada DVD ke 2, yang menceritakan kehidupan beliau sejak menjadi Paus sampai beliau meninggal.
Karena tidak tahu, akupun tidak mencari. Rupanya Roh Kudus belum selesai ‘bekerja’ dalam hal ini. Tidak terencana, seorang kawan lain menyewa DVD ke 2 dan mengajak aku untuk menonton bersama.

Aku hanya berkata, aku sudah menonton DVD tersebut, tetapi tidak keberatan untuk menemani dia dan menonton untuk kedua kalinya. Baru kemudian aku sadari, DVD ini menceritakan kelanjutan hidup Paus Yohanes Paulus II. Kesan dan arti ‘Paus’ menjadi sangat mendalam dalam pikiran dan hatiku. Sekali lagi, dengan keterbatasanku, aku menyadari betapa berat tugas seorang Paus. Setiap saat beliau harus siap untuk ‘berperang’ melawan musuh-musuhnya. Perlahan dan secara damai beliau mengusir komunis dari Eropa Timur. Tanggung jawab. Mata dunia selalu tertuju oleh tindakan dan kata-kata beliau. Konsekrasi Russia. Di tembak. Mengampuni penembak. ‘Divine Mercy Sunday’ dan ‘the Year of Mercy’ tahun 2000. Membuka dialog antara umat Yahudi dan Muslim. Banyak lagi…..

Beliau menjadi Paus terlama, 27 tahun, sampai beliau meninggal di usia 85 tahun, di hari ‘Divine Mercy Sunday’ tahun 2005. Beliau adalah Santo Pelindung Hari Pemuda Sedunia (Patron of World Youth Day).

Aku tidak ingat apakah aku menangis saat beliau meninggal (2005), yang pasti banyak air mata terurai saat menonton DVD ke 2 ini.

‘Tak kenal maka tak sayang’
Buah-buah pencerahan; Rasa hormatku yang dalam untuk beliau; mengenali cinta beliau untuk manusia dan kemanusiaan, cinta beliau untuk anak muda (World Youth Day), cinta beliau untuk bunda Maria dan Tuhan Yesus (Totus Tuus), keberanian beliau menyatakan ajaran Gereja kepada dunia, kesetiaan dan kekuatan iman beliau pada Tuhan Yesus.

Aku melihat dengan nyata bahwa Tuhan selalu bersama beliau dalam situasi apapun karena kesetiaan dan ketaatan beliau kepada Tuhan sampai beliau dipanggil olehNya. Pada akhirnya, ini adalah tantangan iman untuk kita semua; mampukah kita memanggul salibNya dan menjalani hidup kita sesuai kehendakNya dengan taat dan setia sampai kita dipanggil olehNya?

Santo Yohanes Paulus II, doakanlah kami…..

Ditulis untuk memperingati ‘the feast of St John Paul II’ pada tanggal Oktober 22.

With deep respect,

Metanoia

Historical source: https://www.jp2shrine.org/en/about/jp2bio.html

Previous
Previous

Is it Okay to Celebrate Halloween as Catholics?

Next
Next

Bunda Teresa dan Inspirasi Jalan Kesuciannya