WKICU, Warga Katolik Indonesia di California Utara

View Original

Time Management for Catholics

by Jennie M. Xue

Time is precious and considered a “commodity”. Whether at work or home, obligations and distractions can make us feel overwhelmed and, frequently, distance us from what matters. Claiming ourselves “busy” is, in fact, a popular excuse.

The concept of “time” itself is much more than that. Time isn’t merely “ours”; it’s God’s.

Using this paradigm, in Catholicism, the essence of time revolves around the idea of “the right time”, or kairos in Greek. In the New Testament, the ultimate kairos is Salvation. On the contrary, the chronological time (human time) we’re accustomed to is called chronos.

About kairos, Ecclesian 3:1-8 wrote it well: For everything, there is a season, and a time for every matter under heaven:

A time to be born, and a time to die;
A time to plant, and a time to pluck up what is planted;
A time to kill, and a time to heal;
A time to break down, and a time to build up;
A time to weep, and a time to laugh;
A time to mourn, and a time to dance;
A time to throw away stones, and a time to gather stones together;
A time to embrace, and a time to refrain from embracing;
A time to seek, and a time to lose;
A time to keep, and a time to throw away;
A time to tear, and a time to sew;
A time to keep silence, and a time to speak;
A time to love, and a time to hate;
A time for war, and a time for peace.

God’s time is never linear and is more about values than anything else. Thus, we must discern and weigh the value of each moment, which is reflected in each decision that results in thoughts, words, and deeds.

Cited from Marshall J. Cook in Time Management: A Catholic Approach, “Our decisions must begin by acknowledging that our lives belong to God. Prayer must guide them. And they must be rooted in an honest appraisal of our lives and a sincere desire to love and serve God. We must maintain a clear sense of our mission on earth: to love God and to love our neighbor. Everything flows from this.”

We can use these four tools for managing time as Catholics: self-awareness, organization, prayerful reflection, and purposeful action.
Self-awareness is essential because it takes us a step back to assess how we manage our time. For this, we need to distinguish what is necessary and what isn’t.

Stephen Covey once stressed the importance of value-based time management, which can be categorized into essential and urgent. In the Old Testament, prophet Micah states that an activity is deemed important; when we actively contribute to our mission to do justice, love kindness, and walk humbly with God.

Next, the organization is crucial because it helps us keep track of what needs to be done when it needs to be done, and how long it will take. By having a plan, we can prioritize tasks based on their importance and time sensitivity. Remember, what’s “important”, according to lay experts like Covey, is different from God’s definition.

Prayerful reflection gives us time to slow down and reflect on our faith and values. This helps us reflect on whether an act or a decision is valuable for ourselves, fellow humans, and, most importantly, God. And whether it deepens our faith.

Finally, Catholics should be aware of purposeful action. It simply means taking proactive steps towards achieving our goals instead of merely responding to tasks as they come up or waiting for something to happen.

May our time management as Catholics grow each day. Amen.

———————————————

Manajemen Waktu bagi Umat Katolik

Waktu sangat berharga dan dianggap sebagai "komoditas". Baik di tempat kerja atau di rumah, kewajiban dan gangguan dapat membuat kita merasa kewalahan dan, seringkali, menjauhkan kita dari hal-hal yang penting. Mengklaim diri kita "sibuk", sudah menjadi alasan yang populer.

Konsep “waktu” itu sendiri sesungguhnya lebih dari itu. Waktu bukan hanya “milik kita”; itu milik Tuhan.

Dengan menggunakan paradigma ini, dalam agama Katolik, esensi waktu berkisar pada gagasan “waktu yang tepat”, atau kairos dalam bahasa Yunani. Dalam Perjanjian Baru, kairos tertinggi adalah Keselamatan. Sebaliknya, waktu kronologis (waktu manusia) yang biasa kita kenal disebut kronos.

Tentang kairos, Pengkhotbah 3:1-8 menuliskannya dengan baik: Untuk segala sesuatu, ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya:

Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal;
Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;
Ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan;
Ada waktu untuk meruntuhkan, ada waktu untuk membangun;
Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa;
Ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari;
Ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu;
Ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;
Ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk kehilangan;
Ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;
Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit;
Ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
Ada waktu untuk mencintai, ada waktu untuk membenci;
Ada waktu untuk perang, dan ada waktu untuk damai.

Waktu Tuhan tidak pernah linier dan lebih tentang nilai daripada apa pun. Oleh karena itu, kita harus mencermati dan menimbang nilai setiap momen, yang tercermin dalam setiap keputusan yang menghasilkan pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Dikutip dari Marshall J. Cook dalam Time Management: A Catholic Approach, “Keputusan kita harus dimulai dengan mengakui bahwa hidup kita adalah milik Tuhan. Doa harus membimbing mereka. Dan itu harus berakar pada penilaian yang jujur atas hidup kita dan keinginan yang tulus untuk mengasihi dan melayani Tuhan. Kita harus mempertahankan pengertian yang jelas tentang misi kita di bumi: untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita. Semuanya mengalir dari ini.”

Kita dapat menggunakan empat alat ini untuk mengatur waktu sebagai umat Katolik: kesadaran diri, organisasi, refleksi doa, dan tindakan yang bertujuan.

Kesadaran diri sangat penting karena kita perlu mundur selangkah untuk menilai bagaimana kita mengatur waktu kita. Untuk itu, kita perlu membedakan mana yang perlu dan mana yang tidak.

Stephen Covey pernah menekankan pentingnya manajemen waktu berbasis nilai, yang dapat dikategorikan menjadi esensial dan mendesak. Dalam Perjanjian Lama, nabi Mikha menyatakan bahwa suatu kegiatan dianggap penting; ketika kita secara aktif berkontribusi pada misi kita untuk melakukan keadilan, mencintai kebaikan, dan berjalan dengan rendah hati bersama Tuhan.

Selanjutnya, pengorganisasian sangat penting karena membantu kita melacak apa yang perlu dilakukan, kapan perlu dilakukan, dan berapa lama waktu yang diperlukan. Dengan memiliki rencana, kita dapat memprioritaskan tugas berdasarkan kepentingan dan sensitivitas waktu. Ingat, apa yang “penting”, menurut pakar awam seperti Covey, berbeda dengan definisi Tuhan.

Refleksi penuh doa memberi kita waktu untuk memperlambat dan merenungkan iman dan nilai-nilai kita. Ini membantu kita merenungkan apakah suatu tindakan atau keputusan berharga bagi diri kita sendiri, sesama manusia, dan yang terpenting, Tuhan. Dan apakah itu memperdalam iman kita.

Akhirnya, umat Katolik harus menyadari tindakan yang bertujuan. Ini berarti mengambil langkah proaktif untuk mencapai tujuan kita alih-alih hanya menanggapi tugas yang muncul atau menunggu sesuatu terjadi.

Semoga manajemen waktu kita sebagai orang Katolik berkembang setiap hari. Amin.