Hari Tua Yang Berbeda

Dulu waktu diajak teman kerja
Berkunjung ke panti werdha
Terpikir akan melihat orang tua yang merana
Jadi belum mau ikut untuk sementara
Karena masih sibuk dengan masalah kantor dan keluarga
Dan tidak mau bertambah nelangsa

Baru tiga tahun lalu bisa pergi ke sana
Mencari panti werdha untuk saudara
Yang sudah tua tidak berkeluarga
Tidak suka hidup diatur siapa-siapa
Suka jatuh karena tidak ada yang menjaga

Panti jompo Katolik yang terpilih
Dengan kapel gereja, klinik dan taman yang indah
Tersedia tempat Jalan Salib dari batu
Ada dokter klinik dan rohaniwan-rohaniwati turut membantu

Ternyata hari tua di sana lebih punya arti dan tidak sepi
Ada yang melayani kebutuhan jasmani setiap hari
Serta teratur ikut kegiatan olahraga dan rohani
Berdoa dan bernyanyi dalam misa setiap pagi
Meski ada juga orang tua yang berdiam diri dan menyendiri

Bagi orang tua di sana yang masih memiliki keluarga
Selalu rindu bertemu dan berkumpul bersama
Terlihat gembira saat ada keluarga atau umat yang datang menyapa
Membawa makanan, memberi hiburan dan derma Pertanda masih ingat mereka untuk diajak bergembira

Pernah ikut kegiatan menghibur orang tua
Yang tinggal di panti werdha di Bay area
Senang melihat mereka sejenak ceria
Meski tanpa diucapkan dengan kata-kata

Ada terpikir di dalam hati
Jika masih diberi umur panjang sampai tua nanti
Dan tidak bisa mengurus diri lagi
Ada anak atau keluarga apakah mempengaruhi
Dengan siapa bercerita dan menjalani hari-hari

Berbahagialah jadi orang tua yang dihormati dengan penuh cinta
Terberkatilah anak yang menghormati dan mencintai orang tuanya

”Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita,
biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau” (Amsal 23:25)

”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yohanes 13:34-35)

LL - 7/17/2020

Suatu hari, seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada kakeknya: “Kakek, kapan hari terbaik untuk berdoa?”
Jawab kakek tua bijaksana itu: “Cucuku, hari terbaik untuk berdoa adalah hari sebelum kamu meninggal dunia.”
Anak laki-laki itu heran dan bertanya lagi: “Kakek, bagaimana saya tahu hari kematian saya?”
Kakeknya menjawab:” Tidak ada seorangpun yang tahu hari kematiannya, oleh karena itu kita perlu berdoa setiap hari.”
— Diterjemahkan dari berbagai sumber -
 
Previous
Previous

Sekilas Metamorfosa Perjalanan Hidup

Next
Next

Where Is Your Faith?